Tuesday 21 February 2012

Welcome to Dunia setengah-setengah (Totalitas yang tergadai)


Oleh : Heriadi, S.Pd.I

Seiring tuntutan zaman terhadap manusia untuk kontinyu dalam berinovasi, berbagai atraksi realitas menjadi efek dari respon terhadap tuntutan peradaban tersebut.  Prinsip totalitas adalah prinsip yang sangat urgen di Abad ke 3  yang sering disebut sebagai abad millenium ini. Totalitas dalam berkarya, berkarir, dan berbuat adalah suatu modal mutlak untuk menjadi manusia terdepan.
Prinsip totalitas adalah prinsip
dimana suatu visi diaktualisasikan secara menyeluruh tanpa mengeksploitasi sebagian kecil bagian visi tersebut.  Optimalisasi kinerja adalah software dari prinsip totalitas, dan fokus adalah modalnya. Menginternalisasikan prinsip tersebut akan mengantarkan manusia di era ini pada kesuksesan baik kesuksesan yang universal maupun kesuksesan yang yang terspesifikasi.
Sayangnya, hingga detik ini masih banyak pihak yang mengamputasi prinsip tersebut. Alih-alih untuk mendapatkan keuntungan maupun demi kesenangan duniawi, manusia bersedia menggadai sebuah totalitas alias setengah-setengah dalam berkarya.  Realitas ini secara kasat mata dapat kita saksikan dalam berbagai sektor. Dalam sektor insfrastruktur, sabotase kualitas bangunan adalah bukti riil  totalitas  yang tergadai. Sudah menjadi rahasia umum bahwa berbagai kasus rendahnya kualitas ngunan adalah profil kinerja mayoritas kontraktor hari ini. Berbagai berita akan robohnya jembatan, hotel, masjid, secara prematur yang diliput oleh berbagai media adalah lagi-lagi bukti totalitas yang tergadai. Dalam sektor pendidikan, kasus pelajar yang kandas dalam dunia bersekolah yang disebabkan oleh skandal narkoba, free seks, dan tawuran merupakan sampel sebagian pelajar terjun ke dunia setengah-setengah ini. Dalam sektor politik, janji-janji palsu yang diumbar oleh para politikus kepada rakyat, tidak luput dari totalitas yang tidak full. Politikus sering menjanjikan kesejahtraan rakyat, namun dalam aplikasinya, justru si politikus saja yang sejahtera. Hal demikianpun terjaring dalam degradasi totalitas. Dalam sektor asmara, berbagai kasus perselingkuhan yang merajai media dewasa ini, pun manjadi potret bahwa para pelaku asmara tersebut bercinta setengah hati alias mengabaikan totalitas bercinta.
Pada esensinya, totalitas adalah suatu kemutlakan untuk mengahlakinya dalam berbagai sektor kehidupan baik dalam sektor infrastruktur, pendidikan, politik, asmara, dll. Totalitas yang tergadai justru akan menciderai inovasi yang sejati. So, untuk menjadi insan sukses dan bernilai, sebuah totalitas harus benar-benar dikonkritkan, bukan sebatas konsep abstrak.

No comments:

Post a Comment

Tuesday 21 February 2012

Welcome to Dunia setengah-setengah (Totalitas yang tergadai)


Oleh : Heriadi, S.Pd.I

Seiring tuntutan zaman terhadap manusia untuk kontinyu dalam berinovasi, berbagai atraksi realitas menjadi efek dari respon terhadap tuntutan peradaban tersebut.  Prinsip totalitas adalah prinsip yang sangat urgen di Abad ke 3  yang sering disebut sebagai abad millenium ini. Totalitas dalam berkarya, berkarir, dan berbuat adalah suatu modal mutlak untuk menjadi manusia terdepan.
Prinsip totalitas adalah prinsip
dimana suatu visi diaktualisasikan secara menyeluruh tanpa mengeksploitasi sebagian kecil bagian visi tersebut.  Optimalisasi kinerja adalah software dari prinsip totalitas, dan fokus adalah modalnya. Menginternalisasikan prinsip tersebut akan mengantarkan manusia di era ini pada kesuksesan baik kesuksesan yang universal maupun kesuksesan yang yang terspesifikasi.
Sayangnya, hingga detik ini masih banyak pihak yang mengamputasi prinsip tersebut. Alih-alih untuk mendapatkan keuntungan maupun demi kesenangan duniawi, manusia bersedia menggadai sebuah totalitas alias setengah-setengah dalam berkarya.  Realitas ini secara kasat mata dapat kita saksikan dalam berbagai sektor. Dalam sektor insfrastruktur, sabotase kualitas bangunan adalah bukti riil  totalitas  yang tergadai. Sudah menjadi rahasia umum bahwa berbagai kasus rendahnya kualitas ngunan adalah profil kinerja mayoritas kontraktor hari ini. Berbagai berita akan robohnya jembatan, hotel, masjid, secara prematur yang diliput oleh berbagai media adalah lagi-lagi bukti totalitas yang tergadai. Dalam sektor pendidikan, kasus pelajar yang kandas dalam dunia bersekolah yang disebabkan oleh skandal narkoba, free seks, dan tawuran merupakan sampel sebagian pelajar terjun ke dunia setengah-setengah ini. Dalam sektor politik, janji-janji palsu yang diumbar oleh para politikus kepada rakyat, tidak luput dari totalitas yang tidak full. Politikus sering menjanjikan kesejahtraan rakyat, namun dalam aplikasinya, justru si politikus saja yang sejahtera. Hal demikianpun terjaring dalam degradasi totalitas. Dalam sektor asmara, berbagai kasus perselingkuhan yang merajai media dewasa ini, pun manjadi potret bahwa para pelaku asmara tersebut bercinta setengah hati alias mengabaikan totalitas bercinta.
Pada esensinya, totalitas adalah suatu kemutlakan untuk mengahlakinya dalam berbagai sektor kehidupan baik dalam sektor infrastruktur, pendidikan, politik, asmara, dll. Totalitas yang tergadai justru akan menciderai inovasi yang sejati. So, untuk menjadi insan sukses dan bernilai, sebuah totalitas harus benar-benar dikonkritkan, bukan sebatas konsep abstrak.

No comments:

Post a Comment