Friday, 2 December 2011

EKSEKUSI VERTIKAL,HORISONTAL, DAN DIAGONAL ANTARA KULIAH DAN KEKASIH PRA NIKAH (SUATU TINJAUAN KRITIS TERHADAP DUNIA MULTIDIMENSI MAHASISWA)

Oleh : Heriadi, S.Pd.I

Secara esensial, adalah suatu hal yang tak terbantahkan bahwa KULIAH DAN KEKASIH merupakan salah satu misi dalam mencapai suatu tingkat sakaw akan kebahagiaan. Namun pada realitasnya, bagi sebagian mahasiswa, KULIAH DAN KEKASIH justru ibarat bomerang tanpa kontrol yang akan berbalik menyerang para pelajar sekaligus pecinta tersebut.
Sebelum sampai pada alasan mengapa banyak 2P (Pencinta sekaligus Pelajar) yang justru menggelapkan masa depannya ketika terlibat dalam dualisme kekasih dan kuliah, penulis akan mengantar pembaca yang budiman untuk beranjak dari defenisi kuliah dan kekasih terlebih dahulu. Kuliah adalah suatu kegiatan akademik yang dilakukan oleh jajaran mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Sementara kekasih dalam arti khusus adalah,  seseorang yang melekat dihati dan telah sepakat untuk menjalin hubungan  dekat sebagai pasangan pra nikah (Pacar).
Ada tiga Tipe mahasiswa dalam mengeksekusi KULIAH DAN KEKASIH :
1.       Eksekusi vertikal (Kuliah 100% : Kekasih 0%).
tipe semacam ini adalah model yang meletakkan kuliah pada posisi yang transenden dan Kekasih  pada posisi yang statis. Tipe ini adalah tegolong pelajar aktif dan pecinta pasif. Adapun efek yang akan terjadi dari sisi Kuliah adalah kemungkinan besar kegiatan kuliah akan tetap berjalan sesuai rencana sebab si pecinta semacam ini berpotensi besar dalam konsentrasi belajar. Namun dari sisi Kekasih, si pecinta semacam ini akan mengabaikan hati sang kekasih yang mengharapkan perhatian, waktu, dan tempat peraduan. Dan jika anda tergolong pada tipe ini, artinya anda telah melukai hati yang telah anda berikan sepercik harapan kebahagiaan.
2.       Eksekusi Horisontal (KULIAH 50% : KEKASIH 50%)
Tipe Mahasiswa semacam ini memandang antara kedua veriabel tersebut harus dijalankan Dengan tidak mendiskriminasi salah satu diantara kedua variabel tersebut. Baik kekasih maupun kuliah dijalankan sejajar. Dan adapun efek yang akan terjadi adalah mahasiswa semacam ini akan stagnan dalam improvisasi ikeilmuan sebab waktu yang tersedia dalam belajar akan terbatas. Namun hubungan dengan pujaan hati kemungkinan besar akan tetap kinestis kearah yang lebih romantis namun bisa mengarah ke mahasswa hedonis.
3.       Eksekusi  diagonal (KULIAH 70% : KEKASIH 30%)
Bagi sebagian orang yang telah sukses menjalani lorong kemahasiswaan berpendapat bahwa tipe inilah ang ideal dalam dunia kampus. Alasan yang pertama adalah, kita harus cerdas melihat antara prioritas dan non prioritas. Jika kita menggunakan mindset yang benar, tentunya mahasiswa akan menempatkan KULIAH pada tabel prioritas dan Kekasih adalah Non prioritas. Jadi, tipe semacam ini akan mampu memanage kulaih dengan cantik, tetapi juga mampu memberikan kebahagiaan batin pada sang kekasih.
Demikianlah 3 tipe insan yang merangkap dua fungsi yang sering menjadi dikotomis masalah. Namun, pada hakikatnya kedua variabel diatas adalah komponen yang saling mendukung dalam sistem kebahagiaan hidup. Sebagai suatu sistem, tentunya keduanya harus dieksekusi dengan baik. Dan selayaknya tipe yang ketigalah yang paling ideal, sebab intisari dari defenisi mahasiswa adalah insan akademis, dan untuk menjadi akademisi maka kita dituntut untuk belajar melaui apa yang disebut dengan Kuliah sebagai prioritas.

No comments:

Post a Comment

Friday, 2 December 2011

EKSEKUSI VERTIKAL,HORISONTAL, DAN DIAGONAL ANTARA KULIAH DAN KEKASIH PRA NIKAH (SUATU TINJAUAN KRITIS TERHADAP DUNIA MULTIDIMENSI MAHASISWA)

Oleh : Heriadi, S.Pd.I

Secara esensial, adalah suatu hal yang tak terbantahkan bahwa KULIAH DAN KEKASIH merupakan salah satu misi dalam mencapai suatu tingkat sakaw akan kebahagiaan. Namun pada realitasnya, bagi sebagian mahasiswa, KULIAH DAN KEKASIH justru ibarat bomerang tanpa kontrol yang akan berbalik menyerang para pelajar sekaligus pecinta tersebut.
Sebelum sampai pada alasan mengapa banyak 2P (Pencinta sekaligus Pelajar) yang justru menggelapkan masa depannya ketika terlibat dalam dualisme kekasih dan kuliah, penulis akan mengantar pembaca yang budiman untuk beranjak dari defenisi kuliah dan kekasih terlebih dahulu. Kuliah adalah suatu kegiatan akademik yang dilakukan oleh jajaran mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Sementara kekasih dalam arti khusus adalah,  seseorang yang melekat dihati dan telah sepakat untuk menjalin hubungan  dekat sebagai pasangan pra nikah (Pacar).
Ada tiga Tipe mahasiswa dalam mengeksekusi KULIAH DAN KEKASIH :
1.       Eksekusi vertikal (Kuliah 100% : Kekasih 0%).
tipe semacam ini adalah model yang meletakkan kuliah pada posisi yang transenden dan Kekasih  pada posisi yang statis. Tipe ini adalah tegolong pelajar aktif dan pecinta pasif. Adapun efek yang akan terjadi dari sisi Kuliah adalah kemungkinan besar kegiatan kuliah akan tetap berjalan sesuai rencana sebab si pecinta semacam ini berpotensi besar dalam konsentrasi belajar. Namun dari sisi Kekasih, si pecinta semacam ini akan mengabaikan hati sang kekasih yang mengharapkan perhatian, waktu, dan tempat peraduan. Dan jika anda tergolong pada tipe ini, artinya anda telah melukai hati yang telah anda berikan sepercik harapan kebahagiaan.
2.       Eksekusi Horisontal (KULIAH 50% : KEKASIH 50%)
Tipe Mahasiswa semacam ini memandang antara kedua veriabel tersebut harus dijalankan Dengan tidak mendiskriminasi salah satu diantara kedua variabel tersebut. Baik kekasih maupun kuliah dijalankan sejajar. Dan adapun efek yang akan terjadi adalah mahasiswa semacam ini akan stagnan dalam improvisasi ikeilmuan sebab waktu yang tersedia dalam belajar akan terbatas. Namun hubungan dengan pujaan hati kemungkinan besar akan tetap kinestis kearah yang lebih romantis namun bisa mengarah ke mahasswa hedonis.
3.       Eksekusi  diagonal (KULIAH 70% : KEKASIH 30%)
Bagi sebagian orang yang telah sukses menjalani lorong kemahasiswaan berpendapat bahwa tipe inilah ang ideal dalam dunia kampus. Alasan yang pertama adalah, kita harus cerdas melihat antara prioritas dan non prioritas. Jika kita menggunakan mindset yang benar, tentunya mahasiswa akan menempatkan KULIAH pada tabel prioritas dan Kekasih adalah Non prioritas. Jadi, tipe semacam ini akan mampu memanage kulaih dengan cantik, tetapi juga mampu memberikan kebahagiaan batin pada sang kekasih.
Demikianlah 3 tipe insan yang merangkap dua fungsi yang sering menjadi dikotomis masalah. Namun, pada hakikatnya kedua variabel diatas adalah komponen yang saling mendukung dalam sistem kebahagiaan hidup. Sebagai suatu sistem, tentunya keduanya harus dieksekusi dengan baik. Dan selayaknya tipe yang ketigalah yang paling ideal, sebab intisari dari defenisi mahasiswa adalah insan akademis, dan untuk menjadi akademisi maka kita dituntut untuk belajar melaui apa yang disebut dengan Kuliah sebagai prioritas.

No comments:

Post a Comment