Monday, 5 December 2011

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jika kita tinjau tujuan akhir dari ilmu pendidikan islam, maka hal esensial yang akan kita dapatkan adalah terwujudnya proses humanisasi manusia agar menjadi insan kammil. Dan tentunya memanusiakan manusia adalah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karna itu, sistem edukasi yang terencana dan terintegrasi jelas menentukan masa depan pendidikanislam itu sendiri.
Lebih lagi tantangan pendidikan islam di era millenium ke-3 ini menuntut kematangan generasi islam agar tidak terbawa arus globalisasi ke hulu yang negatif. Salah satu penyebab kemunduran zaman keemasan peradaban islam adalah kurang kokohnya sendi-sendi keislaman generasi muslim dalam mengarungi dunia milenium ini.
Dan solusi untuk merangkai kembali sendi-sendi keislaman umat adalah dengan menata kembali sistem pendidikan islam yang seolah tergeser oleh zaman. Teori dan praktek yang kontinyu dan efisien diharapkan mampu mengembalikan cahaya peradaban islam yang redup.  
Oleh karena itu kami akan membahas tentang lembaga pendidikan islam yang menjadi wadah dari revitalisasi pendidikan islam tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya
a)      Apa pengertian Lembaga Ilmu Pendidikan Islam?
b)      Apakah Prinsip-prinsip dalam Lembaga Ilmu Pendidikan Islam?
c)      Apa sajakah yang menjadi Lembaga Ilmu Pendidikan Islam?






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Dari perspektif etimilogi, lembaga disebut juga institusi. Institusi berasal dari bahasa inggris yaitu secara defenitif,dijelaskan dalam kamus oxpord yaitu “ An organization that has a particular purpose, especially one that is connected with education or particular proffesion” [1]
Dari defenisi tentang lembaga maka secara etimologi, lembaga pendidikan islam adalah sebuah institusi islam yang memiliki tujuan untuk mewujudkan manusia yang moralis dan intelektualis melalui jalur pendidikan. 

B.     Prinsip-prinsip dalam Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip dalam Lembaga Ilmu Pendidikan Islam adalah:
1)      Prinsip pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang menjerumuskan manusia masuk pada api neraka.
 (Qs. At-Tahrim: 6)
Manusia yang tersesat adalah manusia yang tidak memiliki kompas kehidupan yang jelas. Konsep kehidupan yang hakiki adalah mampu mengontrol dan mengarahkan dua daya yang dimiliki manusia yaitu daya daya berpikir (akal) dan daya merasa (qalbu).[2] Oleh karena itu, Lembaga pendidikan islam hadir untuk membekali manusia cara mengontrol kedua daya tersebut.
2)      Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia dan di dunia di akhirat, sebagai realisasi cita-cita bagi orang yang beriman dan bertaqwa, yang senantiasa memanjatkan do’a sehari-harinya
 (QS.al-Baqarah: 201)
3)      Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya suntuk menghambakan diri pada Khaliknya. Keyakinan dan keimanannya sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekaligus mendasari ilmu pengetahuannya, bukan sebaliknya, keimanan dikendalikanolehakalbudi:(QS. al-Mujadilah 11 )[3] .
4)      Prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar dan membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kenistaan
 (QS. ali Imran: 104)


C.    Yang menjadi Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
a)      Pondok pesantren sebagai Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
Kata pesantren berasal dari bahasa jawa dari kata santri yang mendapatkan penambahan Pe- dan –An yang berarti empat orang berkumpul orang untuk belajar agama islam.
Pondok pesantren adalah salah satu bentuk “indigenous cultura” atau bentuk kebudanyaan asli indonesia. Sebab lembaga pendidikan ini dengan para kyai, murid dan asrama telah dikenal dalam kisah dan cerita rakyat indonesia, khususnya di pulau jawa.
pola peyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dipondok pesantren dapat digolongkan tiga bentuk yaitu:
1.      Pola 1
pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal (sisitem bandungan dan sorongan). Dimana seorang kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama besar sejak pertengahan, sedang para santri biasanya tinggal dalam pondok/ asrama dalam pesantren tersebut. Haidar putra daulay membagi pola ini ke dalam 4 cii khusus yaitu :
a.       Kajian kitab klasik semata
b.      Metode pondokan/asrama dan hafalan.
c.       Tidak memakai sistem klasikal, namun pengetahuan siswa diukur dari sejumlah kitab yang perna ia baca dan dari guru mana ia berguru.[4]
d.      Tujuannya adalah meninggikan moral melatihdan mempertinggi semngat, menghargai nilai-nilai spiritual, dan kemanusiaan, mengajarkan tingkah laku yang jujur dan bermoralserta menyiapkan para santri untuk hidup dan bersih hati.
Dari pola pertama ini adalah pola yang meninggikan penidikan nilai islam namun para santri akan sulit beradaptasi dengan dunia modern sebab tidak memperoleh bekal ilmu modern.
2.      Pola 2
Pada pola ini, pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam yang pada dasarnya sama dengan pola pertama di atas tetapi pada pesanren semacam ini, terdapat pelajaran umum,extra kurikuler seperti keterampilan praktik dan keorganisasian,serta olahraga.
Disamping itu pada pola ini sudah diterapkan sistem klasikal yakni pendidikan dibagi kepada jenjang pendidikan dasar (ibtidaiyah) 6 tahun, pendidikan menengah pertama (tsanawiyah) dan menengah atas (aliyah) 3 tahun.  
3.      Pola 3
Pesantren pola ini adalah pesantren yang pengajarannya berupaya menyimbangkan antara ilmu agam dan ilmu umum. Selain itu pola ini juga telah menanamkan berbagai berbagai aspek pendidikan seperti kemasyarakatan, keterampilan, kesenian, kejasmanian, kepramukaan, dan pengembangan masyarakat. Selain itu kitab yang dibaca tidak mesti bersumber dari kitab klasik.kurikulum pada pesantren ini mendasarkan pada kurikulum madrasah negeri.
4.      Pola 4
Pola ini sangat mengutamakan ilmu keterampilan disamping ilmu agam sebagai pelajaran pokok. Para santri di bina agar memiliki keterampilan hidup sehingga kebanyakan menggunakanpraktikum di labolatorium, bengkel, kebun, dan kegiatan kelas.
5.      Pola 5
Pola peasntren ini lebih lengkap sebab mengasuh berbagai macam bentuk pendidikan yang dikelolahnya seperti terdapat pendidikan madrasah sekolah, perguruan tinggi, pengkajian kitab klasik, majelis taklim, pendidikan keterampilan.

b)     Madrasah sebagai Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
Dari tinjauan sejarah, sebenarnya madrasah sudah exist sebagai lembaga pendidikan formal pada abad ke 11-12 M (5-6 H) yaitu sejak dikenalnya Madrasah Nidzamiyh di baghdad pada saman dinasti saljuk oleh nizam al-mulk. Namun di indonesia, madrasah adalah fenomena modern dimana madrasah muncul pada awal abad ke 20 yang dinahkodai oleh para sultan di indonesia.
Lembaga pendidikan formal ini didirikan oleh masyarakat untuk belajar bagi anak-anak yang berumur 4 tahunke atas.
Lembaga pendidikan ini terdiri dari 7 jenjang yang secsra berturut-turut adalah sebsgai berikut:
1.      Raudutul Atfal
Raudatul atfal/ bustanul atfal terdiri dari 3 tingkat:
·         Tinkat A untuk anak umur 3-4 tahun.
·         Tinkat B untuk anak umur 4-5 tahun.
·         Tingkat C untuk anak umur 5-6 tahun.
2.      Madrasah Ibtidaiyah
Landasan hukum berdirinya MI adalah penetapan menteri agama No.1 tahun 1949. Madrasah ibtidaiyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran rendah serta menjadikan mata pelajaran agama islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% disamping mata pelajaran umum.
Tujuan institusional umum madrasah ibtidaiyah ialah agar murid:
·         Memiliki sikap dasar sebagai seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.
·         Memiliki sikap dasar sebagai warga negara yang baik.
·         Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki kemampuan dasar untuk melaksanakan tugas kehidupan dalam masyarakat dan berbakti kepada tuhan yan maha esa gina mencapai  kebahagian dunia dan akhirat.
3.      Madrasah Tsanawiyah
Madrasah tsanawiyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan  dan pengajaran tingkat menengah pertama dan menjadi pelajaran aama islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurannya 30% disamping mata pelajaran umum.
Tujuan institusional umum madrasah tsanawiyah aar siswa:
·         Menjadi seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.
·         Menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat.
·         Menjadi manusian yang berkepribadian yang bulat dan utuh, percaya diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang luas serta sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke madrasah aliyah atau sekolah lanjutan atas lainnya atau untuk dapat berbakti dalam masyarakat sambil mengembangkan diri una mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
·         Memeliki ilmu pengetahuan agama dan umum yang luas serta pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke madrasah aliyah atau kesekolah lanjutan atas lainnya.
·         Memiliki kemampauan untuk melaksanakan tuas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagian dunia dan akhirat.   
4.      Madrasah Aliyah
Madrasah aliyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat menengah atas dan menjadi mata pelajaran aama islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% disamping mta pelajaran umum.
Tujuan institusional umum madrasah aliyah ialah agar siswa:
Menjadi seorang muslim yang bertakwa, berakhlak muliah. Menghayati dan mengamalkan ajaran islam yang benar.
·         Menjadikan seorang muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran islam yang benar.
·         Menjadikan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap kejahteraan masyarakat bansa dan tanah air.
·         Menjadi manusian yang berkepribadian yang bulat dan utuh, percaya diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang lebih luas serta sikap yang diperlukan untuk bekerja dalam masyarakat serta mengembangkan diri untuk mencapai kebagian dunia dan akhirat.
·         Memiliki ilmu pengetahuan agama dan umum yang lebih luas dan mendalam serta pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
·         Mampu melaksanakan tugas hidupnya dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.    
5.      Madrasah Diniyah
Madrasah diniyah ialah lembaga pendidikan dan penajaran agama islam, yan berfungsi terutama untuk memenuhi hasrat orang tua agar anak-anaknya lebih banyak mendapat pendidikan aama islam.
Tujuan institusional umum madrasah diniyah uiya ialah agar para siswa:
·         Memiliki sikap sebagai seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.
·         Memiliki sikap  sebagai seorang warga negara yang baik.
·         Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, percaya kepada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi pengembangan kepribadiannya.
·         Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
6.      Aljamiah
Aljamiah lebih umum dipakai dengan nama IAIN (Institut Agama Islam Negri). Jenis perguruan tinggi itu sendiri ada yang dibawah naungan mentri agama seperti STAIN PAREPARE,STAIN BONE, dll. Ada juga aljamiah yang di bentuk dalam wadah pesantren misalnya Sekilah Tinggi Keagamaan An-Nuqayah (STIKA) yang didirikan oleh Pesantren An-nuqayah. Dualisme-dikotomis ini bertujuan agar trjadi sinergitas dan konvergnsi perguruan tinggi dan pesantren sehingga dapat dicapai kesatuan antara moralitas dan rasionalitas[5]

 
















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
1.      lembaga pendidikan islam adalah sebuah institusi islam yang memiliki tujuan untuk mewujudkan manusia yang moralis dan intelektualis melalui jalur pendidikan
2.      prinsip lembaga pendidikanislam adalah
a.       Prinsip pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang menjerumuskan manusia masuk pada api neraka
b.      Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan
c.       Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang yang kaya dengan ilmu pengetahuan
d.      Prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar
3.      Lembaga pendidikan islam seperti :
a.       Pesantren
b.      Madrasah, yang terdiri dari :
a.       MI
b.      MT
c.       MA
d.      MD
e.       Al jamiah






Daftar pustaka
1.      Fadjar malik A, Holistika pemikiran pendidikan, jakarta,2005, rajawali press.
2.      Daulay putra haidar, Pendidikan islam dalam pendidikannasional, jakarta, 2004, Kencana.
3.      Arifin H.M, Ilmu pendidikan islam : tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner,jakarta,2003,Bumi aksara
4.      Mujib abdul, mudzakkir jusuf, Ilmu pendidikan islam, jakarta,2006 ,Kencana.
5.      Saleh rahman abdu, Madrasah dan pendidikan anak bangsa: visi,misi,dan aksi, jakarta,2004,rajawali press.
6.      Hornby A S, Oxford advanced learner’s dictionary of current english,Newyork,2000,oxford univesity press.










No comments:

Post a Comment

Monday, 5 December 2011

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jika kita tinjau tujuan akhir dari ilmu pendidikan islam, maka hal esensial yang akan kita dapatkan adalah terwujudnya proses humanisasi manusia agar menjadi insan kammil. Dan tentunya memanusiakan manusia adalah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karna itu, sistem edukasi yang terencana dan terintegrasi jelas menentukan masa depan pendidikanislam itu sendiri.
Lebih lagi tantangan pendidikan islam di era millenium ke-3 ini menuntut kematangan generasi islam agar tidak terbawa arus globalisasi ke hulu yang negatif. Salah satu penyebab kemunduran zaman keemasan peradaban islam adalah kurang kokohnya sendi-sendi keislaman generasi muslim dalam mengarungi dunia milenium ini.
Dan solusi untuk merangkai kembali sendi-sendi keislaman umat adalah dengan menata kembali sistem pendidikan islam yang seolah tergeser oleh zaman. Teori dan praktek yang kontinyu dan efisien diharapkan mampu mengembalikan cahaya peradaban islam yang redup.  
Oleh karena itu kami akan membahas tentang lembaga pendidikan islam yang menjadi wadah dari revitalisasi pendidikan islam tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya
a)      Apa pengertian Lembaga Ilmu Pendidikan Islam?
b)      Apakah Prinsip-prinsip dalam Lembaga Ilmu Pendidikan Islam?
c)      Apa sajakah yang menjadi Lembaga Ilmu Pendidikan Islam?






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Dari perspektif etimilogi, lembaga disebut juga institusi. Institusi berasal dari bahasa inggris yaitu secara defenitif,dijelaskan dalam kamus oxpord yaitu “ An organization that has a particular purpose, especially one that is connected with education or particular proffesion” [1]
Dari defenisi tentang lembaga maka secara etimologi, lembaga pendidikan islam adalah sebuah institusi islam yang memiliki tujuan untuk mewujudkan manusia yang moralis dan intelektualis melalui jalur pendidikan. 

B.     Prinsip-prinsip dalam Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip dalam Lembaga Ilmu Pendidikan Islam adalah:
1)      Prinsip pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang menjerumuskan manusia masuk pada api neraka.
 (Qs. At-Tahrim: 6)
Manusia yang tersesat adalah manusia yang tidak memiliki kompas kehidupan yang jelas. Konsep kehidupan yang hakiki adalah mampu mengontrol dan mengarahkan dua daya yang dimiliki manusia yaitu daya daya berpikir (akal) dan daya merasa (qalbu).[2] Oleh karena itu, Lembaga pendidikan islam hadir untuk membekali manusia cara mengontrol kedua daya tersebut.
2)      Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia dan di dunia di akhirat, sebagai realisasi cita-cita bagi orang yang beriman dan bertaqwa, yang senantiasa memanjatkan do’a sehari-harinya
 (QS.al-Baqarah: 201)
3)      Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya suntuk menghambakan diri pada Khaliknya. Keyakinan dan keimanannya sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekaligus mendasari ilmu pengetahuannya, bukan sebaliknya, keimanan dikendalikanolehakalbudi:(QS. al-Mujadilah 11 )[3] .
4)      Prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar dan membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kenistaan
 (QS. ali Imran: 104)


C.    Yang menjadi Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
a)      Pondok pesantren sebagai Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
Kata pesantren berasal dari bahasa jawa dari kata santri yang mendapatkan penambahan Pe- dan –An yang berarti empat orang berkumpul orang untuk belajar agama islam.
Pondok pesantren adalah salah satu bentuk “indigenous cultura” atau bentuk kebudanyaan asli indonesia. Sebab lembaga pendidikan ini dengan para kyai, murid dan asrama telah dikenal dalam kisah dan cerita rakyat indonesia, khususnya di pulau jawa.
pola peyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dipondok pesantren dapat digolongkan tiga bentuk yaitu:
1.      Pola 1
pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal (sisitem bandungan dan sorongan). Dimana seorang kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama besar sejak pertengahan, sedang para santri biasanya tinggal dalam pondok/ asrama dalam pesantren tersebut. Haidar putra daulay membagi pola ini ke dalam 4 cii khusus yaitu :
a.       Kajian kitab klasik semata
b.      Metode pondokan/asrama dan hafalan.
c.       Tidak memakai sistem klasikal, namun pengetahuan siswa diukur dari sejumlah kitab yang perna ia baca dan dari guru mana ia berguru.[4]
d.      Tujuannya adalah meninggikan moral melatihdan mempertinggi semngat, menghargai nilai-nilai spiritual, dan kemanusiaan, mengajarkan tingkah laku yang jujur dan bermoralserta menyiapkan para santri untuk hidup dan bersih hati.
Dari pola pertama ini adalah pola yang meninggikan penidikan nilai islam namun para santri akan sulit beradaptasi dengan dunia modern sebab tidak memperoleh bekal ilmu modern.
2.      Pola 2
Pada pola ini, pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam yang pada dasarnya sama dengan pola pertama di atas tetapi pada pesanren semacam ini, terdapat pelajaran umum,extra kurikuler seperti keterampilan praktik dan keorganisasian,serta olahraga.
Disamping itu pada pola ini sudah diterapkan sistem klasikal yakni pendidikan dibagi kepada jenjang pendidikan dasar (ibtidaiyah) 6 tahun, pendidikan menengah pertama (tsanawiyah) dan menengah atas (aliyah) 3 tahun.  
3.      Pola 3
Pesantren pola ini adalah pesantren yang pengajarannya berupaya menyimbangkan antara ilmu agam dan ilmu umum. Selain itu pola ini juga telah menanamkan berbagai berbagai aspek pendidikan seperti kemasyarakatan, keterampilan, kesenian, kejasmanian, kepramukaan, dan pengembangan masyarakat. Selain itu kitab yang dibaca tidak mesti bersumber dari kitab klasik.kurikulum pada pesantren ini mendasarkan pada kurikulum madrasah negeri.
4.      Pola 4
Pola ini sangat mengutamakan ilmu keterampilan disamping ilmu agam sebagai pelajaran pokok. Para santri di bina agar memiliki keterampilan hidup sehingga kebanyakan menggunakanpraktikum di labolatorium, bengkel, kebun, dan kegiatan kelas.
5.      Pola 5
Pola peasntren ini lebih lengkap sebab mengasuh berbagai macam bentuk pendidikan yang dikelolahnya seperti terdapat pendidikan madrasah sekolah, perguruan tinggi, pengkajian kitab klasik, majelis taklim, pendidikan keterampilan.

b)     Madrasah sebagai Lembaga Ilmu Pendidikan Islam
Dari tinjauan sejarah, sebenarnya madrasah sudah exist sebagai lembaga pendidikan formal pada abad ke 11-12 M (5-6 H) yaitu sejak dikenalnya Madrasah Nidzamiyh di baghdad pada saman dinasti saljuk oleh nizam al-mulk. Namun di indonesia, madrasah adalah fenomena modern dimana madrasah muncul pada awal abad ke 20 yang dinahkodai oleh para sultan di indonesia.
Lembaga pendidikan formal ini didirikan oleh masyarakat untuk belajar bagi anak-anak yang berumur 4 tahunke atas.
Lembaga pendidikan ini terdiri dari 7 jenjang yang secsra berturut-turut adalah sebsgai berikut:
1.      Raudutul Atfal
Raudatul atfal/ bustanul atfal terdiri dari 3 tingkat:
·         Tinkat A untuk anak umur 3-4 tahun.
·         Tinkat B untuk anak umur 4-5 tahun.
·         Tingkat C untuk anak umur 5-6 tahun.
2.      Madrasah Ibtidaiyah
Landasan hukum berdirinya MI adalah penetapan menteri agama No.1 tahun 1949. Madrasah ibtidaiyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran rendah serta menjadikan mata pelajaran agama islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% disamping mata pelajaran umum.
Tujuan institusional umum madrasah ibtidaiyah ialah agar murid:
·         Memiliki sikap dasar sebagai seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.
·         Memiliki sikap dasar sebagai warga negara yang baik.
·         Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki kemampuan dasar untuk melaksanakan tugas kehidupan dalam masyarakat dan berbakti kepada tuhan yan maha esa gina mencapai  kebahagian dunia dan akhirat.
3.      Madrasah Tsanawiyah
Madrasah tsanawiyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan  dan pengajaran tingkat menengah pertama dan menjadi pelajaran aama islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurannya 30% disamping mata pelajaran umum.
Tujuan institusional umum madrasah tsanawiyah aar siswa:
·         Menjadi seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.
·         Menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat.
·         Menjadi manusian yang berkepribadian yang bulat dan utuh, percaya diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang luas serta sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke madrasah aliyah atau sekolah lanjutan atas lainnya atau untuk dapat berbakti dalam masyarakat sambil mengembangkan diri una mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
·         Memeliki ilmu pengetahuan agama dan umum yang luas serta pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke madrasah aliyah atau kesekolah lanjutan atas lainnya.
·         Memiliki kemampauan untuk melaksanakan tuas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagian dunia dan akhirat.   
4.      Madrasah Aliyah
Madrasah aliyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat menengah atas dan menjadi mata pelajaran aama islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% disamping mta pelajaran umum.
Tujuan institusional umum madrasah aliyah ialah agar siswa:
Menjadi seorang muslim yang bertakwa, berakhlak muliah. Menghayati dan mengamalkan ajaran islam yang benar.
·         Menjadikan seorang muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran islam yang benar.
·         Menjadikan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap kejahteraan masyarakat bansa dan tanah air.
·         Menjadi manusian yang berkepribadian yang bulat dan utuh, percaya diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang lebih luas serta sikap yang diperlukan untuk bekerja dalam masyarakat serta mengembangkan diri untuk mencapai kebagian dunia dan akhirat.
·         Memiliki ilmu pengetahuan agama dan umum yang lebih luas dan mendalam serta pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
·         Mampu melaksanakan tugas hidupnya dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.    
5.      Madrasah Diniyah
Madrasah diniyah ialah lembaga pendidikan dan penajaran agama islam, yan berfungsi terutama untuk memenuhi hasrat orang tua agar anak-anaknya lebih banyak mendapat pendidikan aama islam.
Tujuan institusional umum madrasah diniyah uiya ialah agar para siswa:
·         Memiliki sikap sebagai seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia.
·         Memiliki sikap  sebagai seorang warga negara yang baik.
·         Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, percaya kepada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani.
·         Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi pengembangan kepribadiannya.
·         Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
6.      Aljamiah
Aljamiah lebih umum dipakai dengan nama IAIN (Institut Agama Islam Negri). Jenis perguruan tinggi itu sendiri ada yang dibawah naungan mentri agama seperti STAIN PAREPARE,STAIN BONE, dll. Ada juga aljamiah yang di bentuk dalam wadah pesantren misalnya Sekilah Tinggi Keagamaan An-Nuqayah (STIKA) yang didirikan oleh Pesantren An-nuqayah. Dualisme-dikotomis ini bertujuan agar trjadi sinergitas dan konvergnsi perguruan tinggi dan pesantren sehingga dapat dicapai kesatuan antara moralitas dan rasionalitas[5]

 
















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
1.      lembaga pendidikan islam adalah sebuah institusi islam yang memiliki tujuan untuk mewujudkan manusia yang moralis dan intelektualis melalui jalur pendidikan
2.      prinsip lembaga pendidikanislam adalah
a.       Prinsip pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang menjerumuskan manusia masuk pada api neraka
b.      Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan
c.       Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang yang kaya dengan ilmu pengetahuan
d.      Prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar
3.      Lembaga pendidikan islam seperti :
a.       Pesantren
b.      Madrasah, yang terdiri dari :
a.       MI
b.      MT
c.       MA
d.      MD
e.       Al jamiah






Daftar pustaka
1.      Fadjar malik A, Holistika pemikiran pendidikan, jakarta,2005, rajawali press.
2.      Daulay putra haidar, Pendidikan islam dalam pendidikannasional, jakarta, 2004, Kencana.
3.      Arifin H.M, Ilmu pendidikan islam : tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner,jakarta,2003,Bumi aksara
4.      Mujib abdul, mudzakkir jusuf, Ilmu pendidikan islam, jakarta,2006 ,Kencana.
5.      Saleh rahman abdu, Madrasah dan pendidikan anak bangsa: visi,misi,dan aksi, jakarta,2004,rajawali press.
6.      Hornby A S, Oxford advanced learner’s dictionary of current english,Newyork,2000,oxford univesity press.










No comments:

Post a Comment