Tulisan ini terinspirasi oleh berbagai fenomena mengiris
hati yang terjadi hampir disetiap sektor kehidupan. Memang benar bahwa selalu
terdapat sisi negatif
yang berdampingan dengan sisi positif dalam setiap sepak-terjang kehidupan
manusia alias hukum keseimbangan yang
popular dengan sebutan hukum plus-minus.
Namun, menurut penulis, akan lebih baik jika
kita melakukan proses nihilisasi efek-efek negative tersebut, dan mengisinya dengan hal-hal positif. Memang Dalam setiap usaha menyulap sisi negative tersebut menjadi sesuatu yang positif, kita sering kali terjebak oleh penghalang-penghalang syaitan. Namun, ada dua senjata yang mempu menghancurkan penghalang tersebut yaitu external control dan internal control.
kita melakukan proses nihilisasi efek-efek negative tersebut, dan mengisinya dengan hal-hal positif. Memang Dalam setiap usaha menyulap sisi negative tersebut menjadi sesuatu yang positif, kita sering kali terjebak oleh penghalang-penghalang syaitan. Namun, ada dua senjata yang mempu menghancurkan penghalang tersebut yaitu external control dan internal control.
External Control
adalah kondisi atau lingkungan yang
mampu mengontrol, menjaga, dan membimbing kita untuk senantiasa berlaku bijak
dan arif. Lingkungan yang taat beribadah, jauh dari maksiat, menjadi
suritauladan, saling menghargai, adalah contoh external control yang baik dan sehat. Namun relaitasnya, zaman edan sekarang ini, rasanya sulit
menemukan lingkungan yang sehat seperti itu. Justru external control kita sangat memprihatinkan dengan maraknya korupsi, tawuran, narkoba, miras, penipuan,
perampokan, teroris, dan tindak kriminalitas yang lain. Oleh karena itu,control
external yang darurat tersebut, maka satu-satunya “amunisi” yang kita andalkan
adalah Internal control.
Internal control adalah keadaan jiwa yang senantiasa terbingkai oleh
nilai-nilai spiritual yang mampu mengarahkan setiap perkataan dan perbuatan
untuk berjalan diatas ‘tol’ kebenaran. Internal control pada dasarnya terbangun
oleh keyakinan akan adanya sang khaliq yang memantau setiap tindak-tanduk kita,
yang kemudian dalam konteks islam disebut Ihsan.
Jika internal control sudah tertanam dalam diri setiap orang, maka lemahnya
external control akan tertutupi, bahkan external control akan ikut “sehat”.
Kesimpulannya adalah jika kita menginginkan generasi
yang mala’bi, maka internal control dan external control adalah “keyword”nya.
Kedua control tersebut membawa angin
segar ditengah carut-marut bangsa Indonesia. Oleh karenanya mari kita raih
hal tersebut.
Ingat,,, Bangsa membutuhkan
ANDAAAAA…..!!!
No comments:
Post a Comment