Saturday, 20 April 2019

Guru gaptek, No Way ! (Menjadi guru teladan dalam pemanfaatn teknologi)


Teknologi dan Informasi atau yang trend disebut IT bukan menjadi hal  baru di zaman milenium ini. Terlebih bangsa kita sedang gencar – gencarnya mengupayakan Revolusi Industri 4.0 di segala sektor termasuk sektor pendidikan.

Di sektor pendidikan, pemerintah mengahrapkan peserta didik disiapkan untuk mengahadapi Revolusi industri 4.0 yang identik dengan kemajuan dunia digital. Dengan demikian, para gurupun harus menjadi guru 4.0 yang mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran.
            Secara status quo, apakah guru Indonesia sudah siap dengan kemajuan dunia digital ini?. Sayangnya, mayoritas guru kita masih lemah dalam penguasaan teknologi. Pada desember 2018, Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kapustekkom) Kemendikbud, Gogot Suharwoto, mengatakan hanya 40% guru nonteknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang siap dengan teknologi. Artinya masih ada 60 % guru yang belum siap dengan teknologi. Apakah mungkin sekolah – sekolah menghasilkan peserta didik yang melek IT sementara gurunya “Gaptek (Gagap Teknologi)”?. Tentu hal tersebut akan sulit tercapai.
            Sungguh sangat kontradiktif antara target Revolusi Industri 4.0 dengan kualitas guru dalam pemanfaatan teknologi. Mungkin persoalan inilah yang menjadi pemicu muncullnya istilah “Siswa abad 21, Fasilitas abad 20, Guru abad 19”. Terkesan terjadi kemunduran kualitas. Seyogyanya, guru sebagai garda terdepan mampu menjadi contoh untuk peserta didiknya.
            Bahkan yang paling menyayat hati dunia pendidikan adalah seorang guru di Banten tertangkap menggunakan Joki saat Ujian Kompetensi Guru (UKG) karena ketidakmampuannya menggunakan komputer untuk tes (Gaptek). Sungguh peristiwa ini mencemari profesi guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru.
            Demikianlah salahsatu efek jika guru tidak berupaya melek teknologi. Beberapa faktor penyebab guru  tidak serius dalam mengembangkan kompetensi dalam penguasaan teknologi adalah ;
1.      Guru menganggap tidak perlu mengajar dengan memanfaatkan IT karena yang terpenting adalah mempersiapkan siswa mendapat nilai ujian yang baik.
2.      Beberapa guru tidak mampu membeli peralatan komputer seperti Laptop.
3.      Mengajar dengan teknologi atau tidak,  gaji yang dibawa pulang tiap bulan tetap sama saja.
4.      Masih ada pikiran bahwa media sosial dan komputer adalah media untuk bersenang-senang sedangkan mengajar mesti mesti dengan buku dan metode ceramah
5.      Banyak guru yang punya fasilitas seperti laptop dan smartphone tapi tidak tahu cara memanfaatkannya.


Persoalan diatas dapat diatas dengan beberpa cara berikut
1.      Kepala sekolah memasukkan poin pemanfaatan IT dalam suvervisi sekolah.
2.      Guru berupaya menabung untuk membeli fasilitas seperti Laptop.
3.      Guru tidak kaku dalam pembelajaran yang monoton pada metode ceramah, tapi mencoba menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi karena hal tersebut menyenangkan dalam pembelajaran.
4.      Guru berupaya update tentang informasi pelatihan – pelatihan guru. Sudah banyak pelatihan guru yang bisa diikuti guru di era ini, bahkan tidak jarang tersedia pelatihan On line atau offline yang dilaksanakan oleh berbagai pihak seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Kesimpulannya, untuk mencetak generasi atau peserta didik yang melek teknologi maka guru yang harus memberikan keteladanan. Peserta didik akan semakin siap menghadapai era Revolusi industri 4.0 jika semua guru memperlihatkan ketekunananya dalam pemanfaatan teknologi. Akan fatal jika guru tetap berada si zona nyaman yang tidak mau berhubungan dengan dunia teknologi sebab bangsa kita akan semakin tertinggal. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perkembangan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia tahun 2016. Hasilnya,  peringkat Indonesia berada di urutan 111 dari 176 negara dengan indeks sebesar 4,34. Hasil tersebut dapat diperbaiki dengan merevolusi dunia pendidikan dari guru gagap teknologi ke guru Melek teknologi.



           




No comments:

Post a Comment

Saturday, 20 April 2019

Guru gaptek, No Way ! (Menjadi guru teladan dalam pemanfaatn teknologi)


Teknologi dan Informasi atau yang trend disebut IT bukan menjadi hal  baru di zaman milenium ini. Terlebih bangsa kita sedang gencar – gencarnya mengupayakan Revolusi Industri 4.0 di segala sektor termasuk sektor pendidikan.

Di sektor pendidikan, pemerintah mengahrapkan peserta didik disiapkan untuk mengahadapi Revolusi industri 4.0 yang identik dengan kemajuan dunia digital. Dengan demikian, para gurupun harus menjadi guru 4.0 yang mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran.
            Secara status quo, apakah guru Indonesia sudah siap dengan kemajuan dunia digital ini?. Sayangnya, mayoritas guru kita masih lemah dalam penguasaan teknologi. Pada desember 2018, Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kapustekkom) Kemendikbud, Gogot Suharwoto, mengatakan hanya 40% guru nonteknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang siap dengan teknologi. Artinya masih ada 60 % guru yang belum siap dengan teknologi. Apakah mungkin sekolah – sekolah menghasilkan peserta didik yang melek IT sementara gurunya “Gaptek (Gagap Teknologi)”?. Tentu hal tersebut akan sulit tercapai.
            Sungguh sangat kontradiktif antara target Revolusi Industri 4.0 dengan kualitas guru dalam pemanfaatan teknologi. Mungkin persoalan inilah yang menjadi pemicu muncullnya istilah “Siswa abad 21, Fasilitas abad 20, Guru abad 19”. Terkesan terjadi kemunduran kualitas. Seyogyanya, guru sebagai garda terdepan mampu menjadi contoh untuk peserta didiknya.
            Bahkan yang paling menyayat hati dunia pendidikan adalah seorang guru di Banten tertangkap menggunakan Joki saat Ujian Kompetensi Guru (UKG) karena ketidakmampuannya menggunakan komputer untuk tes (Gaptek). Sungguh peristiwa ini mencemari profesi guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru.
            Demikianlah salahsatu efek jika guru tidak berupaya melek teknologi. Beberapa faktor penyebab guru  tidak serius dalam mengembangkan kompetensi dalam penguasaan teknologi adalah ;
1.      Guru menganggap tidak perlu mengajar dengan memanfaatkan IT karena yang terpenting adalah mempersiapkan siswa mendapat nilai ujian yang baik.
2.      Beberapa guru tidak mampu membeli peralatan komputer seperti Laptop.
3.      Mengajar dengan teknologi atau tidak,  gaji yang dibawa pulang tiap bulan tetap sama saja.
4.      Masih ada pikiran bahwa media sosial dan komputer adalah media untuk bersenang-senang sedangkan mengajar mesti mesti dengan buku dan metode ceramah
5.      Banyak guru yang punya fasilitas seperti laptop dan smartphone tapi tidak tahu cara memanfaatkannya.


Persoalan diatas dapat diatas dengan beberpa cara berikut
1.      Kepala sekolah memasukkan poin pemanfaatan IT dalam suvervisi sekolah.
2.      Guru berupaya menabung untuk membeli fasilitas seperti Laptop.
3.      Guru tidak kaku dalam pembelajaran yang monoton pada metode ceramah, tapi mencoba menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi karena hal tersebut menyenangkan dalam pembelajaran.
4.      Guru berupaya update tentang informasi pelatihan – pelatihan guru. Sudah banyak pelatihan guru yang bisa diikuti guru di era ini, bahkan tidak jarang tersedia pelatihan On line atau offline yang dilaksanakan oleh berbagai pihak seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Kesimpulannya, untuk mencetak generasi atau peserta didik yang melek teknologi maka guru yang harus memberikan keteladanan. Peserta didik akan semakin siap menghadapai era Revolusi industri 4.0 jika semua guru memperlihatkan ketekunananya dalam pemanfaatan teknologi. Akan fatal jika guru tetap berada si zona nyaman yang tidak mau berhubungan dengan dunia teknologi sebab bangsa kita akan semakin tertinggal. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perkembangan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia tahun 2016. Hasilnya,  peringkat Indonesia berada di urutan 111 dari 176 negara dengan indeks sebesar 4,34. Hasil tersebut dapat diperbaiki dengan merevolusi dunia pendidikan dari guru gagap teknologi ke guru Melek teknologi.



           




No comments:

Post a Comment