Kurikulum
2013 menekankan peserta didik agar lebih kreatif dan inovatif. Terdapat empat K
yang diharapkan dari peserta didik yaitu, Kritis, Kreatif, Komunikatif, dan
Kolaboratif. Selain itu, salah satu indikator keberhasilan K13 adalah peserta
didik lebih produktif, kreatif,
inovatif, afektif dan senang belajar.
Apakah
target menghasilkan generasi kreatif dan inovatif dari Kurikulum 2013 itu sudah
tercapai?. Berdasarkan survey Martin Prosperity Institute tentang Global Creativity Index (GCI) 2015
, Indonesia berada pada peringkat 115
dari 139 negara. Data ini menunjukan bahwa faktanya bangsa Indonesia masih
berada di papan bawah soal kreatitifas.
Terdapat
berbagai faktor penyebab target kurikulum tersebut belum tercapai. Salah
satunya adalah karena guru yang menjalankan kurikulum tersebut juga masih
kurang kreatif dan inovatif. Hal ini didukung oleh hasil penelitian fakultas
MIPA Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan empat pakar pendidikan asal
Jepang International Coorporation Agency (JICA). Mereka mengungkapkan Salah
satu kekurangan guru di Indonesia adalah rendahnya kreativitas dan inovasi.
Sangat tidak
etis mengharapkan siswa untuk kreatif
dan inovatif sementara gurunya pun tidak kreatif dan inovatif. Oleh karenanya
sudah saatnya guru menjadi teladan dan hal kreatifitas dan inovasi.
Kreatifitas
dan inovasi guru dapat dilihat dari Metode pembelajaran dan media pembelajaran.
Guru yang kurang kreatif cenderung mengandalkan metode ceramah dalam mengajar.
Metode ceramah memang dibutuhkan tapi secara proporsional dan tidak monoton.
Guru perlu mengambangkan metode pembelajaran baru yang asyik dan menyenangkan
seperti metode Inquiry, Problem based learning (Pembelajaran berbasis masalah),
Role play (Main peran), Metode cooperative, metode debat, dll. Dalam hal media
pembelajaran, guru kreatif dan inovatif
selalu berupaya menghasilkan media pembelajaran yang membantu siswa enjoy dan
mudah memahami materi. Media pembelajaran bisa berbasis IT atau non IT.
Biasanya media yang berbasis IT menggunakan media Laptop dan proyektor dalam
aplikasinya. Namun tidak selamanya guru mengandalkan IT sebab ada pula media
pembelajaran hebat tanpa bantuan komputer bisa berupa gambar, grafik, atau
portofolio.
Dari seorang
guru yang selalu berusaha kreatif dan inovatif, maka akan lahir peserta didik
yang kreatif dan inovatif pula. Oleh
karenya, jangan menuntut peserta didik kreatif dan inovatif sementara guru
masih berada di zona lama yang tidak kreatif dan inovatif pula.
No comments:
Post a Comment